09/09/2016

Amateur Designer's Gallery




 Poster UNIDA Bertakbir


 Banner Reuni New Putra Remaja FC di 90 tahun Gontor


 Cover Smart Book UAS Semester 4 UNIDA Kampus 4 Kediri


 Brosur Donatur Buka Puasa Bersama - Gontor 3 Darul Ma'rifat

Cover Belakang Dokumentasi Panitia Pelatihan Manasik Haji 2016


 Logo 14 Renaissancers alias Ashabul Jabal :D


Poster Pribadi

29/08/2016

Bumi, Masa, dan Hati


Sejatinya bumi ini akan terus berputar, masa akan terus berjalan. Dan hati ini pun akan terus mencari. Ketiganya akan berhenti pada suatu waktu. Dimana waktu itu adalah benar-benar tepat keberadaanya. Waktu yang entah tak seorang pun mengetahuinya. Waktu yang telah dijanjikan-Nya.

Bumi, berputar pada poros yang telah ditentukan. Terus terarah mengikuti orbitnya. Semua teratur sesuai dengan aturan-Nya. Hingga datang suatu waktu, entah kapan, bumi akan berhenti. Tidak lagi berputar maupun bergerak se-centi pun. Kehendak-Nya yang sudah merencanakan itu.

Begitu juga dengan masa. Masa, terus berjalan tanpa henti. Detik akan terus berjalan berubah menjadi menit. Menit pun akan berubah menjadi jam. Jam akan berevolusi menjadi hari, dan seterusnya. Berhenti sedetik pun tidak, karena akan merubah semua keteraturan yang telah ada. Namun, yang kita tahu pasti, masa itu akan berhenti dan tidak berjalan lagi, menandakan tidak ada lagi wacana yang harus dilakukan  kedepannya. Tentunya pada waktu yang telah ditetapkan-Nya.

Pun dengan hati (ini), akan terus mencari tempat yang tepat, yang nyaman baginya. Tempat terbaik, dimana hati (ini) akan berjuang bersamanya. Dan tanpa bantuan-Nya, hati (ini) tidak akan menemukan tempat terbaik itu. Maka, akan sama ceritanya dengan bumi maupun masa, dimana ketiganya akan berhenti pada waktu yang telah ditetapkan-Nya. Hati (ini) akan berhenti diwaktu yang Indah.

16/04/2016

Cinta Dalam Diam



Menyikapi ini, ada orang yang berkata bahwa ini adalah salah satu alasan orang menyendiri atau menjomblo. Ada juga yang beranggapan bahwa untuk apa bercinta kalau pada akhirnya sama-sama diam. Ada yang berargumen bahwa ini adalah suatu yang sia-sia, buang-buang waktu, bahkan tak berguna.

Tapi aku, aku adalah orang yang akan tetap percaya dalam tiga kata ini. Cinta dalam diam, yang pada awalnya aku memang meragukannya. Aku pun tak paham makna tiga kata tersebut bila digabungkan dalam satu kalimat. Namun, setelah aku terlibat di dalamnya, berjuta hikmah datang menghampiri.

Ada begitu banyak makna yang tersimpan pada cinta dalam diam. Padanya seseorang belajar berdo'a lebih ikhlas dari sebelumnya, menitik beratkan harapannya pada satu titik, Tuhan. Padanya seseorang akan berusaha berjalan ke depan, bahkan berlari pada tujuan yang terarah. Padanya seseorang belajar untuk memandang siapa pun pada sisi positifnya. Ya, padanya seseorang belajar arti sabar, sabar dalam menunggu dan berikhtiar.

Sejatinya, orang yang terjatuh pada cinta dalam diam, akan terus berusaha untuk memperbaiki diri dan bermuhasabah diri. Sehingga nantinya ia tidak akan mengecewakan apa yang menjadi harapannya. Demikian dengan apa yang akan menjadi hasil akhir, dia tidak akan pernah ragu dengan itu.

Maka, jalan yang selalu kutapaki, adalah jalan yang benar-benar tak pasti. Namun yang harus diperhatikan, bahwa aku akan terus berusaha melibatkan Tuhan dalam menentukan jalan ini. Semoga Yang Maha Kuasa memberikan jalan yang kuharapkan. Amiin


11/04/2016

Bukan Sekedar Ilmu

Pagi ini aku tersinggung dengan ucapan salah satu anak didikku. Tersinggung kagum, atau lebih tepatnya tersipu malu. Karena anak didik yang selama ini ku kira masih kanak-kanak ternyata tidak. Kini dia telah tumbuh dewasa. Dewasa dalam berpikir.

Udara dingin pagi hari ini mengantarkanku pada seorang anak bernama alif. Ia tampak menunggu sesuatu di depan kantor administrasi pondok. Perasaan ingin tahuku tiba-tiba muncul tentang apa yang sebenarnya ia tunggu, membuatku bertanya-tanya.

"Alif, kemari sini. Tampaknya kamu sedang menunggu sesuatu, apa yang sedang kamu tunggu nak? bukankah seharusnya kamu berada di asrama untuk mengaji?" aku menatap sedikit sinis terhadapnya, karena aku kira bukan saatnya ia berada disini.

"Hmm, maaf ustadz, ana lagi nunggu  ustadz Ridho, kebetulan pengajar Al-Qur'an ana di kelas. Bukannya ana  bermaksud untuk melanggar, tapi ana penasaran dengan caranya beliau menghafal Al-Qur'an. Dari tadi ana mendengarkan sekaligus menghitung berapa kali beliau mengulang bacaan. Sekali lagi maafin ana, ustadz." Jawab Alif polos. 

"Alif, ustadz rasa kamu bisa menanyakan itu ketika beliau mengajar atau mungkin, di waktu senggang beliau. Bisakah kamu melakukan itu, Alif?" Nadaku sedikit tinggi, seakan tidak mempercayai alasannya.

"Sebenarnya ana bisa aja, ustadz. Tapi, sebagai santri bukan hanya ilmu dari seorang guru yang ana inginkan. Lebih dari itu, ana ingin meneladani sikap baiknya. Maaf ustadz, ana gak akan ngulanginya lagi. Afwan."

Jawaban kedua Alif membuatku tersentak dalam hati. Membuatku tersadar, bahwa guru adalah seorang contoh bahkan seorang tauladan. Karena harapan seorang anak kepada gurunya adalah lebih dari sekedar ilmu.

Pagi ini Alif menyadarkan sekaligus mengajarkanku, bahwa aku harus terus belajar. Belajar menjadi baik. Belajar menjadi contoh dan tauladan. Belajar menjadi apa yang diharapkan dari anak didiknya. 

"Guruku... Bukan hanya ilmu yang ingin kupetik darimu. Lebih dari itu, ku ingin meneladani sikap baikmu. Terima kasih guruku."  Terima kasih Alif, kalimat ini akan terus kuingat.


04/04/2016

Antara Manusia dengan Perbedaan

Semua manusia mempunyai latar belakang yang berbeda. Ya, perbedaan itu yang terkadang membuat kita tidak nyaman. Tetapi sejatinya, perbedaan itulah yang seharusnya disyukuri.
Banyak sekali hal yang dapat diambil dalam perbedaan.

Dalam perbedaan, manusia bisa mengerti bagaimana makna sejati dari sebuah perhatian. Dalam perbedaan, manusia terpaksa menukarkan pikiran satu sama lain tuk pecahnya sebuah masalah. Dalam perbedaan, arti hakiki dari saling melengkapi perlahan mulai terkuak, dan mereka pun mengerti.

Karena sejatinya, terdapat makna yang begitu luas melimpah terpendam dalam sebuah kata yang disebut perbedaan. Maka tidak bisa dipungkiri, bahwa perbedaan adalah fitrah mutlak yang patut disyukuri untuk kita saling menyempurnakan.