11/04/2016

Bukan Sekedar Ilmu





Pagi ini aku tersinggung dengan ucapan salah satu anak didikku. Tersinggung kagum, atau lebih tepatnya tersipu malu. Karena anak didik yang selama ini ku kira masih kanak-kanak ternyata tidak. Kini dia telah tumbuh dewasa. Dewasa dalam berpikir.

Udara dingin pagi hari ini mengantarkanku pada seorang anak bernama alif. Ia tampak menunggu sesuatu di depan kantor administrasi pondok. Perasaan ingin tahuku tiba-tiba muncul tentang apa yang sebenarnya ia tunggu, membuatku bertanya-tanya.

"Alif, kemari sini. Tampaknya kamu sedang menunggu sesuatu, apa yang sedang kamu tunggu nak? bukankah seharusnya kamu berada di asrama untuk mengaji?" aku menatap sedikit sinis terhadapnya, karena aku kira bukan saatnya ia berada disini.

"Hmm, maaf ustadz, ana lagi nunggu  ustadz Ridho, kebetulan pengajar Al-Qur'an ana di kelas. Bukannya ana  bermaksud untuk melanggar, tapi ana penasaran dengan caranya beliau menghafal Al-Qur'an. Dari tadi ana mendengarkan sekaligus menghitung berapa kali beliau mengulang bacaan. Sekali lagi maafin ana, ustadz." Jawab Alif polos. 

"Alif, ustadz rasa kamu bisa menanyakan itu ketika beliau mengajar atau mungkin, di waktu senggang beliau. Bisakah kamu melakukan itu, Alif?" Nadaku sedikit tinggi, seakan tidak mempercayai alasannya.

"Sebenarnya ana bisa aja, ustadz. Tapi, sebagai santri bukan hanya ilmu dari seorang guru yang ana inginkan. Lebih dari itu, ana ingin meneladani sikap baiknya. Maaf ustadz, ana gak akan ngulanginya lagi. Afwan."

Jawaban kedua Alif membuatku tersentak dalam hati. Membuatku tersadar, bahwa guru adalah seorang contoh bahkan seorang tauladan. Karena harapan seorang anak kepada gurunya adalah lebih dari sekedar ilmu.

Pagi ini Alif menyadarkan sekaligus mengajarkanku, bahwa aku harus terus belajar. Belajar menjadi baik. Belajar menjadi contoh dan tauladan. Belajar menjadi apa yang diharapkan dari anak didiknya. 

"Guruku... Bukan hanya ilmu yang ingin kupetik darimu. Lebih dari itu, ku ingin meneladani sikap baikmu. Terima kasih guruku."  Terima kasih Alif, kalimat ini akan terus kuingat.


0 comments:

Post a Comment