Bukan Sekedar Ilmu
Pagi ini aku tersinggung dengan ucapan salah satu anak
didikku. Tersinggung kagum, atau lebih tepatnya tersipu malu. Karena
anak didik yang selama ini ku kira masih kanak-kanak ternyata tidak.
Kini dia telah tumbuh dewasa. Dewasa dalam berpikir.
Udara dingin pagi hari ini mengantarkanku pada seorang anak
bernama alif. Ia tampak menunggu sesuatu di depan kantor administrasi
pondok. Perasaan ingin tahuku tiba-tiba muncul tentang apa yang
sebenarnya ia tunggu, membuatku bertanya-tanya.
"Alif, kemari sini. Tampaknya kamu sedang menunggu sesuatu,
apa yang sedang kamu tunggu nak? bukankah seharusnya kamu berada di
asrama untuk mengaji?" aku menatap sedikit sinis terhadapnya, karena aku
kira bukan saatnya ia berada disini.
"Hmm, maaf ustadz, ana lagi nunggu ustadz Ridho, kebetulan
pengajar Al-Qur'an ana di kelas. Bukannya ana bermaksud untuk
melanggar, tapi ana penasaran dengan caranya beliau menghafal Al-Qur'an.
Dari tadi ana mendengarkan sekaligus menghitung berapa kali beliau
mengulang bacaan. Sekali lagi maafin ana, ustadz." Jawab Alif polos.
"Alif, ustadz rasa kamu bisa menanyakan itu ketika beliau
mengajar atau mungkin, di waktu senggang beliau. Bisakah kamu melakukan
itu, Alif?" Nadaku sedikit tinggi, seakan tidak mempercayai alasannya.
"Sebenarnya ana bisa aja, ustadz. Tapi, sebagai santri
bukan hanya ilmu dari seorang guru yang ana inginkan. Lebih dari itu,
ana ingin meneladani sikap baiknya. Maaf ustadz, ana gak akan
ngulanginya lagi. Afwan."
Jawaban kedua Alif membuatku tersentak dalam hati.
Membuatku tersadar, bahwa guru adalah seorang contoh bahkan seorang
tauladan. Karena harapan seorang anak kepada gurunya adalah lebih dari
sekedar ilmu.
Pagi ini Alif menyadarkan sekaligus mengajarkanku, bahwa
aku harus terus belajar. Belajar menjadi baik. Belajar menjadi contoh
dan tauladan. Belajar menjadi apa yang diharapkan dari anak didiknya.
"Guruku... Bukan hanya ilmu yang ingin kupetik darimu. Lebih dari itu, ku ingin meneladani sikap baikmu. Terima kasih guruku." Terima kasih Alif, kalimat ini akan terus kuingat.
0 comments:
Post a Comment